Background

Kabar Superhero Indonesia

Bagi para penggemar komik superhero tentunya mereka sudah tidak asing lagi dengan tokoh2 superhero dari negeri Paman Sam (AS) misalnya tokoh2 Superman, Batman, Spider-man, Hulk, Iron Man, dan lain-lain. Istilah superhero itu sendiri, yg dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi adipahlawan, memang berasal dari negeri Paman Sam, jadi tidak heran kalau tokoh2 superhero itu banyak bermunculan dari negeri itu. Konon banyaknya superhero yg muncul dari negeri Paman Sam itu karena AS ingin tampil menjadi pahlawan dunia termasuk juga menjadi pahlawan di dunia komik. Maka tampillah Superman, Batman, Wonder Woman dan kawan-kawannya menjadi pahlawan untuk menyelamatkan dunia dari serangan alien dalam sebuah cerita komik.

Jika istilah superhero muncul dari negeri Paman Sam, maka adakah sesungguhnya superhero lainnya yg muncul dari negeri lain misalnya dari negeri Sakura, Jepang? Negeri Jepang, dengan industri komik manganya yg sudah mendunia, sesungguhnya juga memunculkan banyak tokoh2 jagoan misalnya Astro Boy, Avatar, Naruto, Conan, Doraemon, Sailor Moon dan lain-lain. Apakah mereka bisa disebut superhero? Jika dilihat kiprahnya dalam komik tokoh2 itu sebenarnya sudah pantas disebut superhero. Astro Boy dan Doraemon disebut2 telah menjadi tonggak industri komik manga di dekade 90-an sehingga industri komik Jepang merajai dunia sampai sekarang. Dari daratan Eropa ada tokoh2 komik spt Asterix dan Obelix (Perancis) dan Tintin (Belgia) yg pantas disebut superhero.
Bagaimana dengan di Indonesia? Dalam perjalanan sejarah komik diIndonesia, komik Indonesia sudah melahirkan banyak superhero.Ada orang menyebut bahwa negara Indonesia adalah negera yg paling banyak melahirkan superhero setelah negeri Paman Sam, AS.Ada juga orang  yang berpendapat bahwa superhero Indonesia banyak terinspirasi dari tokoh2 superhero dari AS padahal Indonesia juga punya tokoh yg pantas disebut superhero dan tidak kalah hebatnya dengan tokoh2 superhero dari negeri AS, misalnya tokoh dari perwayangan seperti  Bima dan Gatotkaca yg dijuluki berotot baja dan bertulang besi, lalu ada Arjuna yg mahir memanah, tidak kalah dengan Green Arrow atau Hawkeye dari AS. Jika mengingat istilah superhero itu berasal dari AS, adalah sangat wajar jika superhero Indonesia terinspirasi tokoh2 dari AS itu karena tokoh2 dari Jepang atau tokoh perwayangan tidak disebut superhero. Barangkali perlu didefinisikan kembali dengan jelas makna dari superhero itu sendiri. Apakah tokoh2 superhero itu memang harus berasal dari AS dan tokoh2 superhero Indonesiaberkiblat kesana? Apakah tokoh2 komik dari luar AS, misalnya dari Jepang, Cina, Korea, Eropa atau tokoh perwayangan tidak bisa disebut superhero?
Sejarah komik Indonesia mencatat tokoh komik superheroIndonesia (yg berkiblat ke tokoh Superhero dari AS) pertama adalah Sri Asih, karya komikus legendaris RA Kosasih. Meskipun penampilan tokoh Sri Asih masih sangat Indonesia, Sri Asih masih memakai sandal dan kain kebaya Jawa, banyak orang menyebut tokoh Sri Asih terinsipirasi oleh tokoh Superman dari AS. Sri Asih kemudian mendapat julukan Superman-nya Indonesia. Kemunculan tokoh Sri Asih mendorong komikus lainnya juga melahirkan tokoh2 superhero lainnya. Komikus John Lo melahirkan tokoh superhero Putri Bintang, kemudian ada tokoh Garuda Putih, dan lain-lain. Dalam satu cerita komik, Sri Asih sempat berjumpa dengan Putri Bintang padahal kedua tokoh itu dilahirkan oleh komikus yg berbeda. Mungkin inilah crossover tokoh komik superhero yg pertama di Indonesia.
Kelahiran Sri Asih belumlah membuat genre komik superhero menjadi populer waktu itu karena komik2 yg tengah populer saat itu adalah genre komik perwayangan. Genre komik superhero mencapai puncak kepopulerannya disaat duet Hasmi dan Wid NS, komikus dari Yogyakarta  melahirkan tokoh2 Gundala dan  Godam. Tercatat duet ini paling banyak melahirkan tokoh2 superhero di Indonesia. Selain Gundala, dari tangan Hasmi lahirlah tokoh2 Maza dan Jin Kartuby, Pangeran Mlaar, Sun Go Kong, Sembrani, Kalong (superhero cilik), Merpati (istri Gundala) dan terakhir Bara sedangkan Wid NS melahirkan tokoh Godam dan Aquanus. Di Bandung, komikus Kus Bramiana melahirkan tokoh Labah2 Merah dan Labah2 Mirah, Macan Kumbang dan Dewi Bulan, lalu muncul pula tokoh Kawa Hijau dan Lamaut, Walet Merah, Kapten Mar, Nusantara, dan lain-lain. Nusantara dinobatkan oleh Majalah komik bergengsi Sequen sebagai superhero paling kuat di Indonesia karena dalam cerita Terdampar di Negeri Tiongkok Kuno, digambarkan  Nusantara tidak mati dan masih segar bugar sekalipun sudah tenggelam dalam lava panas di kawah puncak gunung merapi. Lalu komikus Gerdi WK melahirkan tokoh2 Gina, Santini dan Bodha. Gina kemudian menjadi tokoh superhero perempuan yg paling populer sampai saat ini. Namun Gina bukanlah tokoh superhero perempuan pertama yg bersetting di Timur Tengah. Sebelumnya RA Kosasih sudah melahirkan tokoh Siti Gahara yg juga bersetting di Timur Tengah. Siti Gahara mendapatkan kekuatan super dari raja Jin yg memungutnya sebagai anak angkat. Seperti Gina, Siti Gahara juga bisa terbang, tidak mempan sihir dan dari kedua telapak tangannya bisa mengeluarkan sinar2 maut.
Pada masa itu, para komikus kita banyak yg tidak memperhatikan hak cipta tokoh2 superhero, terutama tokoh2 dari luar negeri. Tercatat kisah The Trouble dan Bentrok Jago-jago Dunia, keduanya karya Hasmi, terjadi crossover tokoh superhero Indonesia dgn tokoh2 dari luar negeri, yg kemudian diikuti oleh komikus Bramiana yg membuat kisah komik yg berjudul Brutal, dimana terjadi lebih banyak lagi crossover dgn superhero luar negeri. Selain itu, beberapa komikus Indonesia juga ada yg menjiplak mentah-mentah kostum superhero luar negeri. Mungkin ini bisa masuk dalam Guiness Book of Records karena kostum Spider-man paling banyak dijiplak oleh komikus dari Indonesia. Kostum tokoh Labah-labah Merah, Kawa Hijau, Kawa Hitam dan Lamaut menjiplak mentah-mentah kostum Spider-man, kemudian tokoh Kapten Mar juga menjiplak kostum Batman.
Seiring dengan surutnya popularitas komik Indonesia karena serbuan komik2 asing di paruh akhir dedake 80-an, maka popularitas Gundala dan kawan-kawan juga semakin surut. Namun demikian di dekade 90-an ternyata masih ada komikus yg mencoba melahirkan tokoh2 superhero baru seperti Kapten Bandung, Kapten Halilintar dan Carok. Yang unik, nama Kapten Halilintar dipakai oleh dua orang komikus yg berbeda dengan karakter masing2 tokoh yg berbeda pula. Sedangkan Carok disebut2 sebagai salah satu tokoh komik yg menandai lahirnya komikus generasi ketiga (trigen) setelah berlalunya era komikus generasi pertama dan kedua. Kemudian Text & Pict Studio yg digawangi oleh Ahmad Zeni dkk melahirkan tokoh Kakek Bejo dan Pendekar X sementara Oyas dkk melahirkan tokoh Kapten Kilat Khusus. Sesungguhnya kelahiran tokoh Kakek Bejo dan Kapten Kilat Khusus dapat memberikan angin segar bagi genre komik superhero di Indonesia karena kedua tokoh itu menjadi semacam parodi superhero yg tampil sangat berbeda dengan kebanyakan tokoh superhero lainnya. Tokoh2 itu seperti menjungkirbalikkan pakem-pakem superhero yg dengan kuat digenggam oleh komikus sebelumnya spt Hasmi, Wid NS, Kus Bramiana, RA Kosasih atau Gerdi WK. Sayangnya cerita komik Kakek Bejo jatuh menjadi kisah humor superhero yg jorok (baca ulasan saya yg berjudul Kakek Bejo, lelucon yg tidak cerdas!) sedangkan tokoh Kapten Kilat Khusus mendapatkan penghargaan sebagai karakter komik terbaik dalam ajang RA Kosasih Awards beberapa waktu yg lalu.
Setelah berlalunya era tokoh Gundala, Godam, Labah Merah dan kawan-kawan, bagaimana kabarnya tokoh2 superhero Indonesia saat ini? Rupanya genre superhero masih digemari oleh komikus2 atau produser komik di era sesudahnya. Gerdi WK melahirkan kembali tokoh Gina dengan karakter barunya yg lebih muda, lebih segar dan lebih seksi, kemudian Sungging, putera alm. Wid NS melahirkan Godam Reborn, juga dengan karakter yg dipermodern lalu juga ada Neo Paradigm Studio melahirkan kembali tokoh Aquanus Baru. Jika dulu duet Hasmi dan Wid NS paling banyak melahirkan tokoh superhero, maka kini Jagoan Comic, yang dikomandani oleh Dhiar LA, dengan fenomenal melahirkan sangat banyak tokoh2 superhero. Dari Jagoan Comic lahir tokoh2 superhero seperti Blacan, Gunturgen, Zantoro, Winda dan Aryageni dan sebentar lagi akan menyusul  beberapa tokoh superhero lainnya. Barangkali Jagoan Comic bisa diusulkan untuk masuk dalam rekor MURI dan tercatat dalam sejarah Komik Indonesia sebagai produser komik indie yg paling produktif dan paling banyak melahirkan tokoh2 superhero baru di Indonesia. Saat ini rasanya sungguh keterlaluan jika berbicara soal superhero baru di Indonesia tanpa menyebut Jagoan Comic.
Jika kita memperhatikan kekuatan2 super para superhero itu maka kita akan melihat bahwa kekuatan2 superhero itu semakin kesini semakin unik dan ajaib. Superman banyak disebut-sebut sebagai superhero klasik dengan kekuatan super yg juga sangat klasik. Dia memilik tubuh kebal senjata, bisa terbang, memiliki pendengaran super dan mata yg memancarkan sinar laser. Banyak sekali tokoh2 superhero yg punya kekuatan super yg klasik spt itu sebut saja Wonder Woman, Hulk, Supergirl, Capten Amerika, Thor, The Thing (dari kelompok Fantastic Four) dan lain-lain. Tokoh2 perwayangan seperti Bima dan Gatot Kaca juga  punya kekuatan super klasik. Di kutub yg berlawanan, Batman adalah superhero paling populer yg justru tidak punya kekuatan super. Selain Batman, ada Robin, Nightwing, Green Arrow, Iron Man yg merupakan superhero yg tidak punya kekuatan super. Jika kita membedah para mutan yg tergabung dalam kelompok X-men dan lawan-lawannya, kita akan menjumpai tokoh2 superhero yg punya kekuatan yg sangat unik. Misalnya ada mutan yg punya kekuatan healing factor yg membuat dia sangat sukar dibunuh, lalu ada kekuatan super yg membuat seorang mutan mampu menembus tembok, menghisap kekuatan lawan, mempunyai kekuatan telekinetik, teleporter, membekukan air menjadi es, berjalan di atas air, membaca dan mengendalikan pikiran orang, berubah bentuk setiap saat, menduplikasi diri menjadi banyak dan lain-lain. Komik The 99, yg dalam berapa hal punya kemiripan dgn kisah X-men, juga melahirkan tokoh superhero yg unik misalnya superhero yg dapat mentrasfer rasa sakit, membuka portal kemana saja termasuk ke masa lalu atau ke dimensi yg lain, mampu membaca jejak, mengendalikan mesin dan komputer, memancarkan rasa cinta dan lain-lain.
Pada umumnya superhero Indonesia mempunyai kekuatan super yg klasik atau superhero yg tidak punya kekuatan super sama sekali. Hanya beberapa superhero saja yg punya kekuatan yg unik, misalnya Kalong, superhero cilik yg mampu berbicara dan berkomunikasi dengan semua jenis binatang, Sembrani yg punya kekuatan magnetik yg dapat merusak ala-alat elektronik, Tora yg mampu berjalan menembus tanah, Sun Go Kong yg mampu menjelma menjadi seekor monyet kecil, bisa menghilang dan merubah sehelai rambutnya menjadi dirinya sendiri sedangkan kekuatan unik yg dimiliki Gina adalah bahwa ia tidak mempan sihir. Yg paling unik justru Kapten Kilat Khusus, yg dapat mengirimkan pesanan barang tiba di tempat tujuan pada hari kemarin meskipun baru dipesan hari ini. Sedangkan tokoh superhero spt Kapten Mar, Labah2 Merah, Macan Kumbang, dkk adalah superhero yg tidak punya kekuatan super.
Lantas bagaimana kekuatan super dari para superhero yg baru? Meskipun tokoh2nya baru namun mereka tidak punya kekuatan super yg baru atau unik. Tidak ada hal yg baru dan mengejutkan. Sebut saja misalnya Godam Reborn, tidak punya kekuatan super. Sedangkan tokoh2 superhero yg dilahirkan oleh Jagoan Comic baru sebatas punya kekuatan super yg klasik atau tidak punya kekuatan superhero. Blacan, Zantoro dan Winda, adalah superhero yg tidak punya kekuatan super sedangkan Aryageni dan Gunturgen punya kekuatan super yg sangat klasik.
Salah satu daya tarik kisah-kisah komik superhero adalah kekuatan super yg dimiliki oleh para superhero itu. Para komikus atau produser komik barangkali harus lebih kreatif untuk menciptakan kekuatan super yg unik-unik atau atau kekuatan super yg tidak pernah terbayangkan oleh para penggemar superhero untuk menciptakan efek kejutan bagi para pembacanya

Senin, 31 Desember 2012

Categories: Share

Leave a Reply